Salah satu yang terpenting diberikan seorang ibu sebagai fondasi kesehatan anak di masa kini dan kelak adalah dengan memberikan ASI (air susu ibu) eksklusif.
Komposisinya yang unik dan sempurna seolah - olah disiapkan khusus untuk bayi baru lahir atau bayi dengan segala kebutuhannya yang spesifik. Menurut UNICEF, ASI Eksklusif merupakan intervensi paling efektif untuk mencegah kematian anak.
Sayangnya, menurut laporan Survei Demografi Kesehatan dari situs web UNICEF Indonesia, tingkat pemberian ASI eksklusif menurun selama dekade terakhir. Dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, hanya 15,3 persen bayi umur kurang dari enam bulan mendapat ASI eksklusif.
Salah satu kendala yang mengakibatkan terhentinya pemberian ASI adalah karena sang ibu kembali bekerja. Padahal, menyusui sebetulnya merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja.
Bekerja bukan penghalang
Perlu disadari, sebenarnya bekerja tidak seharusnya menjadi penghalang. Diperlukan dukungan keluarga dan masyarakat untuk memberikan hak bagi ibu bekerja yang menyusui. Dalam Seminar IDAI (21/8/2013), dr Elizabeth Yohmi SpA IBCLC dari Satgas ASI IDAI 2011 - 2014 memberi saran untuk ibu yang bekerja jauh dari rumah agar berhasil memberikan ASI adalah dengan memberikannya sebanyak mungkin. Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak keuntungan yang di dapat.
Saran lain, perlunya menyusui secara eksklusif dan sering selama cuti melahirkan, belajar untuk memerah ASI segera setelah bayi lahir (enam jam setelah melahirkan), dan hindari memulai cara lain untuk memberi minum bayi sebelum seorang ibu merasa benar - benar perlu.
Yohmi melanjutkan, "Disisi lain, lanjutkan untuk menyusui di malam, pagi hari, dan kapan pun saat ibu berada di rumah. Dan terakhir, perahlah ASI sebelum pergi bekerja dan berikan kepada pengasuh untuk diberikan kepada bayi."
"Sementara, jika tempat kerja dekat dari rumah, mungkin ibu bisa pulang memberi minum saat istirahat atau meminta seseorang untuk membawanya ke tempat kerja untuk menyusui," ujar Yohmi. Hal dasar yang ditekankan sebagai siasat ibu bekerja untuk sukses menyusui adalah susuilah bayi setelah Anda memerah.
Yohmi menambahkan, " Saat Anda berada di tempat kerja, perahlah ASI 2 - 3 kali setiap hari kerja (sekitar per tiga jam), kemudian perlu mengembangkan jaringan pendukung di tempat kerja dan jaringan pendukung di rumah."